Kisah Kaum Aad Dibinasakan Oleh Angin yang Dahsyat

Ilustrasi angin kencang. (Foto: woodmar.ca)

Dan hal itu menyebabkan sebagian besar arkeolog dan ahli sejarah mengingkari dan tidak membenarkan adanya kaum Aad pada zaman dahulu, dan mereka (arkeolog dan ahli sejarah) menganggap penyebutan tentang mereka (kaum Aad) dalam Al Qur’an sebagai kisah-kisah simbolik (yang tidak ada kenyataanya) untuk diambil pelajaran dan pengalaman. Bahkan lebih parah lagi sebagian penulis buku menganggap mereka (kaum Aad) sebagai dongeng yang tidak ada sama sekali kenyataannya dalam sejarah.

Kemudian munculah penelitian-penelitian arkeolog pada tahum 80-an atau 90-an di abad ke-20 dengan penelitian tentang negeri Iram di padang pasir Ar Rub’u Al Khali di Zhafar 150 Km sebelah utara kota Shalabah, selatan kerajaan Oman. Dan penemuan meraka membuktikan kebenaran Al Qur’an dalam semua yang diberitakan di dalamnya tentang kaum Aad.

Baca Juga:  Kisah Perjuangan Hebat Ibunda Sufyan Ats Tsaury

Berangkat dari hal tersebut maka pembahasan hal ini di sini hanya mencukupkan diri pada penemuan arkeologi di atas dan pada apa yang dicatat dalam Al Qur’an surat Al Fajr ayat 6-8 semenjak 1400 tahun yang lalu. Dan seandainya Al Qur’an menunjukkan pada sesuatu, maka hal itu tidak lain hanyalah menunjukkan hakekat yang sebenarnya bahwa Al Qur’an adalah benar-benar firman Allah Sang Pencipta.

Dialah yang menurunkan Al Qur’an dengan ilmu-Nya kepada penutup para Nabi dan Rasul (Muhammad) shallallahu alaihi wasallam, beliau shallallahu alaihi wasallam menjaganya untuk kita dengan bahasa wahyu yang diwahyukan kepadanya (bahasa Arab). Maka Al Qur’an tetap terjaga dengan tata bahasa Rabbani, dengan kebenaran setiap huruf dan kalimatnya dan isyarat di dalamnya.

Baca Juga:  Zainab Istri Rasul yang Dinikahkan Langsung Oleh Allah

Di dalam tafsir tentang apa yang datang tentang kaum Aad dalam Al Qur’an, sejumlah ulama ahli tafsir, ahli Geografi, ahli sejarah dan ahli nasab (silsilah keturunan) muslim seperti Ath Thabari, As Suyuthi, Al Qozwaini, Al Hamdani, Yaqut Al Hamawi dan Al Mas’udi bersemangat untuk mengungkap tentang hakekat mereka.