Moeslim.id | Disebutkan dalam Masyari’ul Asywaq, 1/541, Busr Bin Arthat atau Ibnu Arthath pernah menyerang tentara Romawi. Setiap kali terjadi penyerangan selalu saja betisnya terkena tusukan senjata musuh. Sampai-sampai dia menyembunyikan betisnya tetapi masih tetap terkena senjata musuh juga.
Suatu hari ia memisahkan diri dari pasukan yang berjumlah 100 orang di sebuah lembah Romawi. Tiba-tiba ia menemukan sejumlah baradzin yaitu nama hewan sejenis kuda yang berjumlah 30 ekor semuanya terikat, sedang di dekatnya terdapat sebuah gereja.
Di dalam gereja itu terdapat para penunggang hewan tersebut yang ternyata mereka inilah yang selalu melepaskan panahnya mengenai betis Ibnu Arthath. Kemudian Ibnu Arthath turun dari kuda dan menambatkannya.
Kemudian masuk ke dalam gereja dan menutup pintunya serta menyandera seluruh tentara yang di dalam gereja. Tentara Romawi heran mengapa pintu gereja ditutup. Lalu mereka pun melepaskan senjatanya sehingga tiga orang dari pasukan mereka tewas.
Kawan-kawan Ibnu Arthath kehilangan dirinya, mereka mencari keberadaan Ibnu Arthath, lalu mereka menemukan kudanya, dan mendengar suara gaduh di dalam gereja.