
Ashim bin Tsabit menanggapi mereka; “Kami tidak sudi berada dalam jaminan orang kafir”. Lalu ia memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala; “Ya Allah, beritahukan nasib kami ini kepada Nabi-Mu”.
Karena keengganan para sahabat untuk menyerah, orang-orang bani Lihyan itu menghujani mereka dengan anak panah, sehingga sebagian sahabat pun gugur, termasuk di antaranya Ashim bin Tsabit.
Tinggal tersisa tiga orang sahabat yang akhirnya tertawan. Salah satu dari sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berhasil mereka tangkap dalam keadaan hidup adalah Khubaib bin Adi.
Lalu Khubaib dibeli oleh anak-anak Harits bin Amir bin Naufal. Harits adalah seseorang yang tewas di tangan Khubaib di Perang Badar. Karena hal ini, Khubaib melewati hari-harinya bersama mereka sebagai tawanan. Dan akhirnya bani Lihyan sepakat untuk membunuhnya.
Suatu hari Khubaib meminjam sebuah pisau dari salah seorang putri Al Harits untuk keperluannya. Namun tiba-tiba, ada bocah kecil, anak dari perempuan tadi, mendekat ke arah Khubaib karena kelalaian ibunya. Sang ibu melihat Khubaib memangku putranya, sementara pisau berada di tangannya. Serta-merta wanita itu merasa sangat ketakutan.