
Maka, amarah sang majikan pun redam. Ia bertanya; “Apa yang engkau mohonkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?”. Ia menjawab; “Saya mohon untuk diriku agar saya dibebaskan dari perbudakan”.
Lantas majikannya berkata; “Sungguh, saya telah memerdekakanmu. Kamu sekarang merdeka karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa doamu yang kedua?”. Ia menjawab; “Saya memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menggantikan empat dirham buatku”.
Majikannya berkata; “Bagimu empat dirham. Apa doamu yang ketiga?” Ia menjawab, “Saya memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima taubatmu”. Lantas si majikan menundukkan kepalanya, menangis, dan menyingkirkan gelas-gelas arak dengan kedua tangannya dan memecahkannya.
Lalu ia berkata; “Saya bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya tidak akan mengulanginya lagi selamanya. Lalu apa doamu yang keempat?”. Ia menjawab; “Saya memohon agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan untukku, untukmu, dan orang-orang yang hadir di sini”.
Sang majikan berkata; “Yang ini bukan wewenangku. Ini adalah wewenang Dzat Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang”.








