
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terus-menerus mengulang perkataannya tersebut, sampai Abu Thalib akhirnya tidak mau mengucapkannya.
Abu Thalib tetap berada di atas agama Abdul Muthallib dan enggan untuk mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’ sampai akhir hayatnya.”
Orang-orang Quraisy mengetahui bahwa kalimat tauhid bisa membatalkan peribadatan mereka kepada berhala yang mereka sembah.
Artinya, mereka betul-betul memahami bahwa kalimat tauhid itu adalah lawan dari perbuatan kemusyrikan yang selama ini mereka lakukan.
Sehingga jika Abu Thalib sampai mengucapkan kalimat tauhid, itu artinya Abu Thalib telah membenci agama kemusyrikan.
Ini adalah sikap mengikuti nenek moyang yang buruk, untuk menolak ajaran agama Islam yang lurus. Padahal, nenek moyang mereka tersebut berada di atas agama yang batil, yaitu agama kemusyrikan.(*)