
Dalam kondisi seperti itu, Allah Shubhanahu wa Ta’ala mengirim kepada mereka burung dari arah laut, yang bagaikan layang-layang menyambar dengan berbondong-bondong, dan setiap burung membawa tiga buah batu seukuran kerikil.
Satu berada diparuhnya dan yang dua dikakinya, tidak ada satu batu pun yang menimpa kepala mereka melainkan pasti hancur. Dan tidak semuanya pasukan ini terkena lemparan batu tersebut, maka mereka lari berpencaran mencari jalan pulang.
Lalu mereka bertanya kepada Nufail supaya memberi tahu arah jalan pulang ke negerinya, sedangkan Nufail sudah berada dipuncak gunung bersama warga Quraiys dan warga Arab lainnya, melihat kejadian dan siksaan Allah Shubhanahu waa Ta’ala yang Maha dahsyat atas pasukan bergajah tersebut.
Dan kejadian itu terjadi tepatnya empat puluh tahun sebelum di utusnya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, dan sebagian saksi mata peristiwa itu masih hidup manakala Muhammad di angkat menjadi Rasul.(*)