
“Setiap pilar yang saya baca itu terasa seperti sesuatu telah terbuka. Setelah saya selesai membaca kelima pilar tersebut saya tahu bahwa saya tidak bisa pergi ke tujuan lain,” ujarnya.
Harun lalu mencetak bacaan dua kaimat syahadat dan pergi diam-diam ke kamar mandi untuk membacanya. Ia membaca dua kalimat syahadat sendirian karena tidak mau diketahui oleh anggota keluarganya yang lain.
“Saya memegang kertas ini, kemudian saya pergi ke kamar mandi. Saya syahadat di kamar mandi sendiri. Saya mandi, kemudian shalat,” ungkapnya.
Tidak ada satupun anggota keluarga yang mengetahui keputusan Harun menjadi seorang mualaf. Hingga suatu hari sang bibi mengetahuinya karena mengangkat telepon dari sahabatnya di Arab Saudi.
Dalam panggilan telepon itu, dan sahabat tidak sengaja menyebut nama ‘Harun’ yang merupakan nama orang beragama Islam. Ia akhirnya terpaksa mengakui bahwa dirinya sudah menjadi mualaf.(viva.co.id)