Moeslim.id | Muhammad bin Sirin lahir dua tahun sebelum berakhirnya khilafah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu dan tumbuh besar di suatu rumah yang dipenuhi ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Memasuki usia remaja, Muhammad bin Sirin mendapati masjid Rasulullah penuh dengan para sahabat dan tokoh tabi’in seperti Zaid bin Tsabit, Anas bin Malik, Imran bin Hushain, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair dan Abu Hurairah.
Betapa antusiasnya menyambut mereka dan diserapnya dari mereka ilmu-ilmu dari Kitabullah, didalaminya masalah fiqih dan riwayat-riwayat hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Hatinya makin subur dan penuh dengan hikmah dan ilmu, jiwanya makin kaya akan kebaikan dan hidayah.
Kemudian Muhammad bin Sirin berpindah ke Basrah dan menjadikannya sebagai tempat untuk menetap. Ketika itu, Basrah termasuk kota baru yang dibangun kaum muslimin pada akhir masa khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu anhu.
Muhammad bin Sirin menjalani lembaran hidup yang baru di Basrah dengan proporsional. Sebagian dari harinya digunakan untuk mencari ilmu dan ibadah, sebagian lagi untuk mata pencaharian dan berdagang.