Kisah Rasulullah Bersama Malaikat Jibril dan Mikail (1)

Ilustrasi sungai darah. (Foto: Net)

Ketika batu tersebut dipukulkan ke kepala, maka batu tersebut menggelinding, lalu dia bergegas mengambil batu tersebut. Belum sampai dia kembali ke tempat semula, kepala yang remuk tadi pulih kembali seperti sedia kala. Dia pun mengulangi lagi memukulkan batu tersebut. Aku pun bertanya, ‘Apa ini?’ Keduanya berkata, ‘Mari kita pergi!’.

Kami berjalan menuju suatu kubangan semisal dapur api. Bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Di bagian bawahnya dinyalakan api. Ternyata di dalamnya terdapat laki-laki dan perempuan telanjang. Nyala api menghantam mereka dari bawah.

Baca Juga:  Kisah Seorang Alim, Titipan Perempuan dan Godaan Iblis (1)

Ketika api telah dekat dengan mereka, maka mereka naik sehingga hampir herhasil keluar. Ketika api padam, maka mereka kembali lagi. Aku bertanya, ‘Apa ini?’ Keduanya berkata, ‘Mari kita pergi!’.

Kami melanjutkan perjalanan hingga kami menjumpai sungai darah yang di dalamnya terdapat seseorang yang berenang di tepi sungai tersebut ada seseorang yang di hadapannya terdapat bebatuan. Dia menghadap ke arah orang yang ada di dalam sungai.

Apabila orang yang ada di dalam sungai hendak keluar dari sungai, maka dia melempari orang tersebut dengan batu tepat pada mulutnya. Lalu dia kembali ke tempat semula. Ketika dia hendak keluar lagi, maka dia dilempari batu tepat pada mulutnya sehingga dia kembali ke tempat semula. Aku bertanya, ‘Apa ini?’ Keduanya berkata, ‘Mari kita pergi!’.

Baca Juga:  Perang Dumatul Jandal dan Bani Musthaliq di Jaman Rasulullah

Bersambung…