Kisah Sa’id Bin Al Musayyah dan Pasar di Surga

Buah-buahan
Buah-buahan. (Foto: Net)

Moeslim.id | Suatu hari, Abu Hurairah radhiyallahu anhu bertemu Sa’id bin al-Musayyah, lau Abu Hurairah berkata; “Saya memohon kepada Alah agar mengumpulkan aku dan kamu di pasar surga”. Sa’id bertanya; “Apakah di surga ada pasar?”.

Abu Hurairah menjawab; “Iya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bercerita kepadaku bahwa penduduk surga ketika telah masuk ke dalam surga, mereka tinggal di dalamnya berkat keutamaan amal perbuatannya, maka mereka diperkenankan kira-kira Hari Jumat sebagaimana hari-hari di dunia, mereka mengunjungi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga:  Mu’aqib Ad Dausi, Sang Pemegang Cincin Rasulullah

Abu Hurairah melanjutkan; “Allah menampakkan singgasana-Nya kepada mereka. Dia nampak bagi mereka di salah satu pertamanan surga. Dibuatkan untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya, mimbar-mimbar dari mutiara, mimbar-mimbar dari permata, mimbar-mimbar dari emas, dan mimbar-mimbar dari perak. Orang yang paling rendah tingkatakannya (di dalam surga tidak ada yang hina) duduk di atas bukit misk (kasturi) dan kapur barus. Mereka tidak memandang bahwa yang mempunyai kursi lebih baik tempatnya daripada mereka”.

Abu Hurairah kemudian bertanya; “Wahai Rasulullah! Apakah kita dapat melihat Rabb kita?”. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab; “Iya. Apakah kalian ragu-ragu dapat melihat matahari dan rembulan pada malam purnama?”. Kami menjawab; “Tentu tidak”.

Baca Juga:  Dinasti Umayyah, Membentang Dari India Hingga Prancis

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menambahkan; “Demikian pula kalian semua tidak ragu-ragu dapat melihat Rabb kalian. Tidak ada seorang pun yang tersisa dari majelis tersebut melainkan diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga, Dia berkata kepada seseorang di antara kalian; ‘Wahai fulan! Apakah engkau ingat ketika engkau melakukan ini dan itu’. Allah mengingatkan sebagian kesalahan-kesalahan orang tersebut ketika di dunia. Lalu orang tersebut berkata; ‘Ya Rabbi, bukankah Engkau telah mengampuniku?’.