
Sedangkan ibundanya bernama Amrah binti Rawaahah Radhiyallahu anha, saudara perempuan Abdullah bin Rawahah Radhiyallahu anhu salah seorang panglima kaum Muslimin di Perang Mu’tah. Nasab Ibu dan ayah Nu’man bin Basyir menyatu pada kakek yang bernama Malik Al Aghar.
Ibu Nu’man Radhiyallahu anhu membawa bayi Nu’man bin Basyir ke hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Beliau Shallallahu alaihi wasallam kemudian mentahniknya dan memberi kabar gembira kepada sang ibu bahwa putranya akan hidup dalam keadaan terpuji.
Meskipun Nu’man Bin Basyr termasuk kalangan yang berusia kanak-kanak saat Nabi Shallallahu alaihi wasallam masih hidup, ia ternyata sudah dapat menangkap apa yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam, riwayat haditsnya berjumlah 114 hadits.
Asy Sya’bi, salah satu murid Nu’man Bin Basyr menyatakan bahwa Nu’man Bin Basyr menyampaikan hadits di atas dalam khutbah di Kufah dan di Homs.
Pada saat Mu’awiyah bin Abu Sufyan berkuasa, Nu’man Bin Basyr ditunjuk menjadi gubernur kota Kufah. Dan sempat juga diberi tanggung-jawab memegang kendali mahkamah Qadha di Damaskus setelah Fadhalah bin Ubaid Radhiyallahu anhu, dan kemudian memimpin kota Homs.
Nu’man Bin Basyr dijuluki sebagai Al Amir Al Alim atau seorang gubernur yang ahli ilmu. Nu’man Bin Basyr meninggal dunia pada tahun 64 H.(*)