
Daar An Nadwah dibangun di dekat Ka’bah yang berfungsi sebagai tempat pertemuan pembesar dan tetua kabilah untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi, termasuk kebijakan perdaganan luar negeri mereka.
Demikianlah pembagian kekuasaan di Mekah hingga diutusnya anak cucu Quraisy yang paling mulia, yaitu Muhammad shallallahu alaihi wasallam.(*)








