
Memasuki waktu pagi, dia berpamitan kepada keluarganya dan berangkat untuk memenuhi perintah Raja tanpa menyadari apa yang sedang direncanakan oleh Raja.
Di lain pihak, sang Raja menuju ke rumah pelayannya tersebut. Dia mengetuk pintu dengan pelan. Lantas istri pelayan tersebut berkata; “Siapa di luar?”. Raja menjawab; “Saya Raja, majikan suamimu”. Isterinya pun membukakan pintu untuknya, lalu Raja masuk.
Si istri berkata kepada Raja; “Baru kali ini saya melihat tuan ke sini”. Raja berkata; “Saya datang untuk berkunjung”. Perempuan tersebut menanggapi; “Saya berlindung diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kunjungan ini. Saya kira kunjungan ini tidaklah pantas”.
Raja berkata; “Celaka kamu! Sesungguhnya aku ini Raja dan majikan suamimu. Aku tidak menduga bahwa kamu tidak mengenaliku?”. Perempuan tersebut menjawab; “Saya mengenalimu tuan. Akan tetapi, orang-orang terdahulu terlanjur mengucap syair;
Saya akan meninggalkan air kalian tanpa mau mendatanginya karena telah banyak orang yang mendatanginya. Jika lalat jatuh pada makanan, maka aku pun mengangkat tanganku padahal nafsuku menginginkannya. Singa-singa enggan mendatangi air ketika anjing-anjing telah menjilati air tersebut.