
Dia menjawab; “Benar. Akan tetapi, saya ingin mengetahui penyebab dia mengembalikan kebun itu”.
Hakim berkata; “Apa tanggapanmu, hai Fairuz?”.
Fairuz menjawab; “Yang mulia!. Demi Allah, saya mengembalikannya bukan karena membencinya. Hanya saja, pada suatu hari saya datang dan ternyata saya menemukan jejak singa di dalamnya (maksudnya ialah sandal Raja). Saya takut diterkam oleh singa tersebut. Makanya, saya menahan diri untuk masuk ke dalam kebun untuk menghormati singa tersebut”.
Pada saat itu Raja sedang duduk bersandar, lantas beliau duduk dengan tegak dan berkata; “Wahai pemuda! Kembalilah pada kebunmu dalam keadaan aman dan tenang. Demi Allah, singa itu masuk ke dalam kebun tidak melakukan apa-apa. Ia tidak menyentuh daun, buah, dan apa saja. Ia berada di dalamnya hanya sebentar saja dan keluar tanpa berbuat apa-apa. Demi Allah, singa tersebut belum pernah melihat semisal kebunmu dan tidak ada yang lebih kuat perlindungannya dari pada pagar yang mengelilingi pepohonannya”.
Selanjutnya, pemuda tersebut pulang ke rumahnya dan istrinya pun dikembalikan kepadanya. Sang hakim dan lainnya tidak ada yang tahu apa yang terjadi sebenarnya.(*)








