Rufai Bin Mihran, Penghafal Al Quran dan Ahli Hadits (2)

Masjid Nabawi tempo dulu. (Foto: Net)

Jika dikatakan kepada beliau ada seseorang yang berilmu, maka beliau tarik kekang kendaraannya kendati jauh jaraknya, walaupun membutuhkan waktu yang lama. Jika beliau telah sampai, beliau shalat di belakang orang yang dituju.

Jika beliau mendapatkan shalat tidak sungguh-sungguh dan tidak konsisten dengan sunah, tidak memperhatikan hak-hak shalat, maka beliau berpaling sambil bergumam; “Sesungguhnya orang yang meremehkan shalat tentulah untuk urusan yang selainnya lebih meremehkan”. Lalu beliau mengambil perbekalannya dan kembali pulang.

Baca Juga:  Abu Thalhah, Memeluk Islam Sebagai Mahar Pernikahan

Abu Al Aliyah mencapai prestasi dalam hal ilmu melejit jauh dari seluruh teman-teman sebayanya. Salah seorang sahabatnya berkata; “Aku melihat Abu Al Aliyah berwudhu, air menetes dari wajah dan kedua tangannya, dia melakukan thaharah pada anggota badan sebagaimana mestinya. Aku mengucapkan salam kepadanya dan berkata; ‘Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertaubat dan suka thaharah’.”

Lalu dia berkata; “Wahai saudaraku, yang dimaksudkan (ayat tersebut) bukanlah orang yang melakukan thaharah dengan air yang kotor, akan tetapi mereka thaharah dengan rasa takutnya terhadap dosa”.

Baca Juga:  Sifat Kaum Yahudi yang Buruk dan Keras Kepala

Maka aku renungkan apa yang dia katakan, lalu aku dapatkan bahwa dialah yang benar sedangkan aku yang salah. Kemudian aku berkata; “Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan dan menambahkan ilmu dan pemahaman kepada Anda”.