Moeslim.id | Dan barangsiapa yang berdoa kepada-Nya niscaya Allah akan mengabulkannya. Sebagaimana firman Allah Subhanhu wa Ta’ala;
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al Baqarah: 186)
Ia juga pernah menasihati murid-muridnya; beramallah dengan ketaatan, dan terimalah orang-orang yang taat karena ketaatan mereka kepada Allah. Jauhilah maksiat dan musuhilah pelaku maksiat karena kemaksiatan yang dilakukannya. Kemudian serahkanlah urusan orang yang bermaksiat itu kepada Allah, jika Allah menghendaki maka dia diadzab dan jika Dia menghendaki maka akan diampuni.
Jika kalian mendengar ada seseorang yang luhur jiwanya maka katakanlah; ‘Sesungguhnya aku mencintai karena mencari ridha Allah dan berpaling dari begini karena takut kepada Allah’, maka jangnalah kalian melampaui batas.
Abu Al Aiyah bukan sekedar ulama amilun saja, bukan pula sebatas pemberi nasihat dan pembimbing, namun juga seorang mujahid fii sabilillah. Ia meluangkan waktunya untuk terjun di medan-medan jihad bersama para mujahidin, atau ribath (berjaga-jaga) akan datangnya musuh di perbatasan bersama para murabithun. Ia lebih suka berjihad melawan Romawi di Syam dan juga Persia, negeri di seberang sungai Jihun. Ia adalah orang yang pertama kali adzan di negeri-negeri tersebut.









