Berdasarkan kejadian itu, nama mu’tazilah (i’tizal) sebenarnya mengandung celaan terhadap mereka, dan merupakan bentuk penyimpangan yang begitu mudah dilihat berdasarkan jalan ahli sunnah waljama’ah. Karena mereka telah menjauhi pandangan yang telah mapan di kalangan umat Islam tentang pelaku dosa besar.
Sekarang ini, faham mu’tazilah menjadi gerakan yang sangat mengagungkan akal dan mendapat sebutan aqlaniyyun, kaum aqlaniyyun maupun nama-nama lainnya.
Selama esensi pemikiran suatu golongan sepaham dengan mu’tazilah, maka sama saja. Jadi, secara definitif, mu’tazilah adalah sebuah golongan yang menempuh cara-cara rasionalis secara ekstrim untuk menetapkan dan memahami aqidah Islamiyyah.
Untuk itu, sangat diperlukan upaya membentengi keyakinan-keyakinan yang tidak pernah ada pada pendahulu Islam dari kalangan para sahabat. Tujuannya, tidak lain, supaya aqidah umat Islam terjaga dan selamat dari kekeliruan.
Dalam kitab-kitab kaum mu’tazilah menyatakan bahwa aliran mereka itu sudah muncul terlebih dahulu sebelum kelahiran Washil. Sehingga, sebagian nama dari kalangan Ahli Bait (keluarga Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam) pun dicatut oleh mereka untuk menutupi kebusukan yang mereka yakini.
