
Mereka juga mengklaim bahwa aliran mu’tazilah berpangkal dari Ali bin Abi Thalib. Putranya, yakni Muhammad bin Al Hanafiyah lah yang mewarisi aqidah ini dari beliau. Kemudian dipegang secara estafet oleh putra Muhammad, yaitu Abu Hisyam yang merupakan guru Washil bin Atha.
Riwayat-riwayat yang menisbatkan faham mutazilah kepada Abi bin Abi Thalib tidak termaktub kecuali di kitab-kitab mutazilah saja. Terlebih lagi, sanad-sanadnya pun tidak shahih. Ini sudah mengundang kecurigaan jika riwayat-riwayat tersebut merupakan rekaan tangan mereka sendiri.
Karena itu, kaum muslimin hendaknya berhati-hati dan tidak terpukau dengan apa yang datang dari musuh-musuh Islam. Karena bisa jadi kita akan terpengaruh, sehingga memengaruhi cara pandang kita terhadap kemurnian Islam.(*)