Syaikh Syu’aib Al Arnauth, Sang Peneliti dan Ahli Hadits

Ilustrasi menulis kitab. (Foto: Net)

Pada tahun 1982, Syaikh Al Arnauth pindah ke Omman. Di tempat baru ini, ia menjalin kerja sama dengan percetakan Muassasah Ar Risalah. Di percetakan ini, keahliannya makin terasah. Ia mengeluarkan usaha terbaik berkhidmat kepada Islam dan kaum muslimin dengan meneliti warisan peradaban Islam.

Syaikh Syu’aib Al Arnauth memiliki murid yang banyak. Di antaranya Muhammad Na’im Al Arqasusi, Ibrahim Az Zaibeq, Adil Mursyid, Umar Hasan Al Qayyam, Abdul Lathif Hirazullah, Ahmad Barhum, Ridwan Al Arqasusi, dan Kamil Qurah Bilali.

Baca Juga:  Mu’aqib Ad Dausi, Sang Pemegang Cincin Rasulullah

Syaikh Al Arnauth memiliki perhatian besar terhadap kemampuan ilmiah murid-muridnya. Ia langsung memberikan beban penelitian kepada mereka yang telah ia akui kredibilitasnya. Metode dan gaya tahqiq hadits yang dilakukan oleh murid-murid Syaikh Al Arnauth sangat mirip dengan gurunya.

Tradisi keilmuan seseorang akan terjaga dengan banyaknya murid. Sebagaimana madzhab yang empat, tetap terjaga hingga kini karena murid-murid empat imam tersebut mencatat, membukukan, dan mendakwahkan metodologi kajian fikih mereka. Sedangkan madzhab-madzhab fikih yang lain hilang, karena tidak ada yang mewariskan.

Baca Juga:  Isteri Nabi Luth yang Berkhianat, Jadi Penghuni Neraka

Syaikh Syu’aib Al Arnauth wafat pada hari Kamis 26 Muharram 1438 H bertepatan dengan 27 Oktober 2016. Beliau wafat di wilayah Yordania pada usia 88 tahun.(*)