
Istrinya berkata, “Mana akhlak yang menjadi ciri khasmu”? “Ap aitu”? tanya Thalhah. Istrinya mengatakan, “Besok pagi, mintalah wadah. Lalu bagi-bagi harta itu ke rumah Muhajirin dan Anshar sesuai dengan kedudukan mereka.”
Thalhah berkata pada istrinya, “Semoga Allah menyayangimu. Seungguh aku tahu engkau ini benar-benar wanita yang mendapat taufik putri dari laki-laki yang mendapat taufik.” Itulah Ummu Kultsum binti Abu Bakar Ash Shiddiq.
Saat pagi tiba, keduanya meminta pembantunya mebawakan wadah. Lalu keduanya bagi-bagi hart aitu kepada Muhajirin dan Anshar.
Bersama Putrinya
Musa bin Thalhah berkata, “Aisyah binti Thalhah berkata pada ibunya, Ummu Kultsum binti Abu Bakar, ‘Ayahku lebih baik dari ayahmu, hai ibu’. Lalu Ummul Mu’minin Aisyah menjawab, ‘Mau tidak aku menjadi penengah di antara kalian? Sesungguhnya Abu Bakar menemui Nabi shallallahu alaihi wasallam. Lalu Rasulullah berkata, ‘Abu Bakar, engkau adalah orang yang Allah bebaskan dari neraka’. Sejak saat itu Abu Bakar digelari juga dengan ‘Atiq. Lalu Thalhah datang menemui Nabi shallallahu alaihi wasallam. Nabi berkata, ‘Thalhah, engkau termasuk orang gugur di jalan Allah’.”
Diriwayatkan bahwasanya Umar bin Khattab melamar Ummul Kultsum binti Abu Bakar. Ia ajukan lamaran tersebut lewat Aisyah sang kakak yang diamanahi ayahnya untuk mengurus adik kecilnya itu. Saat itu Ummu Kultsum masih begitu beliau. Mengetahui Umar melamarnya, ia menolak. Karena usia yang terlampau jauh memiliki dunia yang berbeda.