
Dalam kepribadian yang rusak dan tercemar inilah, Uqbah tumbuh di antara pembesar Quraisy yang menyembah patung. Uqbah tidak butuh harta unntuk mengakrabkan diri dengan orang-orang bejat dari para pembesar Quraisy.
Di dalam nasabnya terdapat kotoran yang menyebabkannya berusaha menempel seperti benalu mendekati orang-orang kuffar Quraisy yang bernasab mulia dan berkedudukan tinggi, dia datang denganpenampilan kefajiran yang baik guna menutupi kekurangan yang dimilikinya dan kerendahan yang mengoyak nasabnya dan mencemari namanya.
Tabiatnya yang kotor membuatnya melakukan perbuatan dosa yang bercampur dengan kerendahan, ia punya harta yang banyak, yang diperoleh dari berdagang khamr, karena berjualan khamr di masa itu mendatangkan keuntungan menggiurkan yang melampaui khayalan.
Selain itu dia memiliki banyak kambing di Mekah yang digembalakan oleh dua orang yang digaji tetap, diantara keduanya adalah Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu.
Islam menyebar di Mekah, gangguan Quraisy kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat yang mulia semakin menjadi-jadi, jiwa kaum musyrikin dipenuhi dengan keputusasaan dan pudarnya cita-cita, hati mereka dipenuhi kedengkian, dendam dan hasad.