Apa itu Hari Tasyrik? Berikut Ini Makna dan Keutamaanya

Ilustrasi ibadah kurban pada hari Tasyrik. (Foto: Net)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ، ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ

Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari qurban (Idul Adha) kemudian hari al qarr.” (HR. Abu Daud: 1765, Ibnu Khuzaimah: 2866)

Yang dimaksud hari al qarr adalah tanggal 11 Dzulhijjah. Hal ini berdasarkan keterangan Ibnu Khuzaimah, bahwa Abu Bakar yang mengatakan:

يَوْمَ الْقَرِّ يَعْنِي يَوْمَ الثَّانِي مِنْ يَوْمِ النَّحْرِ

“Hari al qarr adalah hari kedua setelah hari qurban”.

Baca Juga:  Maraknya Bunuh Diri di Indonesia, Ini Kata KPRK MUI

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya”. (Syarh Shahih Muslim, 8: 18)

Demikian pengertian hari Tasyrik, makna dan keutamaanya.(*)