Fatwa MUI Tentang Hukum Vasektomi Jadi Syarat Bansos

Ilustrasi fatwa vasektomi bansos
Ilustrasi fatwa vasektomi bansos. (Foto: Net)

عَنِ الْمُغِيْرَةِ قَالَ : نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ وَأْدِ الْبَنَاتِ وَعُقُوْقَ اْلأُمَّهَاتِ وَعَنْ مَنْعٍ وَهَاتٍ وَعَنْ قِيْلَ وَقاَلَ وَكَثْرَةِ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ

Dari Mughirah ra ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang mengubur anak perempuan (hidup-hidup), durhaka pada orang tua, menarik pemberian, berkata tanpa jelas sumbernya (hanya katanya katanya), banyak meminta, dan menghambur-hamburkan harta”. (HR. Al Darimi)

عَنِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَلْعَنُ الْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ وَالْمُوْشِمَاتِ الَّلاتِي يُغَيِّرْنَ خَلْقَ اللهِ

Baca Juga:  MUI Minta Perbaikan Sistem Dana Haji yang Berkeadilan

Dari Ibn Masud ra ia berkata; “Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat perempuan yang memendekkan rambutnya, membuat tato yang merubah ciptaan Allah”. (HR. Ahmad)

Kaidah Ushuliyyah:

النَّهْيُ عَنِ الشَّيْءِ نَهْيٌ عَنْ وَسَائِلِهِ

“Larangan terhadap sesuatu juga merupakan larangan terhadap sarana-sarananya”

الْحُكْمُ يَدُوْرُ مَعَ عِلَّتِهِ وُجُوْدًا وَ عَدَمًا

“Penetapan hukum tergantung ada-tidaknya ‘illat”

Kaidah Fiqhiyyah:

لَا يُنْكَرُ تَغَيُّرُ الْأَحْكَامِ بِتَغَيُّرِ الْأَزْمِنَةِ وَ الْأَمْكِنَةِ وَالْأَحْوَالِ وَ الْعَوَائِدِ

“Tidak diingkari adanya perubahan hukum sebab adanya perubahan waktu, tempat, kondisi, dan kebiasaan”.