MOESLIM.ID | Di antara nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada umat ini adalah malam yang disifati sebagai malam penuh berkah karena banyaknya keberkahan, kebaikan dan keutamaan.
Ia adalah malam Lailatul Qadr yang memiliki kedudukan yang agung, padanya terdapat kemuliaan dan pahala yang berlebih.
Di antara tanda Lailatul Qadr yang bisa diketahui, sebagaimana hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ لاَ حَارَّةَ وَلاَ بَارِدَةَ, تُصْبِحُ شَمْسُهَا صَبِيْحَتُهَا صَفِيْقَةً حَمْرَاءَ.
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadr: ‘Malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin, matahari terbit (di pagi harinya) dengan cahaya kemerah-merahan (tidak terik)’.” (HR. Ath Thayalisi dalam Musnadnya hal. 349 no. 2680)
Juga hadits dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, ia berkata:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنِّيْ كُنْتُ أُرِيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ, ثُمَّ نُسِّيْتُهِا, وَهِيَ فِيْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ لَيْلَتِهَا, وَهِيَ لَيْلَةٌ طَلْقَةٌ بَلْجَةٌ لاَ حَارَّةَ وَلاَ بَارِدَةَ.
“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya aku pernah diperlihatkan (bermimpi) Lailatul Qadr. Kemudian aku dibuat lupa, dan malam itu pada sepuluh malam terakhir. Malam itu malam yang mudah, indah, tidak (berudara) panas maupun dingin”. (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya: 8/443 no. 3688)
