Inilah Wanita-Wanita Ahli Kitab yang Dilarang Untuk Dinikahi

Ilustrasi wanita ahli kitab yang dilarang untuk dinikahi. (Foto: Net)

Dalil-Dalil Pendapat Kedua

  1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ

“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi”. (QS. An Nisa: 3)

  1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَٰلِكُمْ

“Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian”. (QS. An Nisa: 24)

Maka tidak boleh keluar dari makna tersebut sedikitpun, kecuali dengan dalil yang mengharuskan adanya takhsish (pengkhususan) dan tidak bertentangan dengan apa yang mereka sebut sebagai hujjah yang akan keluar dari makna ayat.

Baca Juga:  Soal Bendera One Piece, Wamenag: Tetap Kibarkan Merah Putih

Pendapat Yang Lebih Rajih (Unggul)

Pendapat yang lebih rajih (unggul) adalah pendapat yang dikemukakan oleh jumhur ulama, karena hujjah mereka lebih kuat. Sedangkan pendapat madzhab Hanafiyah, semua dalil umum yang mereka gunakan telah ditakhshish (dikhususkan) oleh dalil-dalil jumhur ulama. Wallahu a’lam.(almanhaj.or.id)