
Namun, ketika melihat lebih dekat, orang Korea Selatan umumnya terpapar media dan budaya Amerika yang didominasi Kristen, masih memiliki bias psikologis terhadap Islam, yang dianut secara luas di Timur Tengah.
Gambaran paling kuat tentang Arab dan Islam bagi orang Korea Selatan adalah terorisme, perang, konflik, dan bahaya. Hal ini berdasarkan survei yang dirilis profesor Kim Su-wan dari Interpretasi dan Terjemahan Arab di Hankuk University of Foreign Studies. Survei ini dirilis pada 2016, tetapi persepsi tersebut tidak banyak berubah bagi banyak orang Korea Selatan.
Kim Jae-han (30) yang masuk Islam dari Katolik sekitar dua tahun lalu, tidak pernah diserang secara verbal karena agamanya. Tapi dia bingung setiap kali dia melihat komentar jahat tentang Muslim secara daring.
“Ketika saya memberi tahu orang tua saya (bahwa saya menjadi Muslim), mereka khawatir pada awalnya. Mereka bertanya apakah saya terlibat dengan beberapa teroris,” kata Kim.
Namun ketika dia terus berbicara tentang agamanya secara terbuka di saluran YouTube-nya, orang tuanya mulai memahaminya sedikit demi sedikit.
“Teman-teman saya juga awalnya berpikir itu (agama saya) aneh, tetapi mereka tidak membencinya atau apa pun. Saya tidak pernah benar-benar melihat orang bermusuhan ketika saya mengatakan saya seorang Muslim,” kata Kim.








