Kemajuan dan Perkembangan Islam di Paraguay

Masjid di Paraguay. (Foto: Net)

Soliditas terbangun dengan baik sehingga Muslim satu dan lainnya menjalin komunikasi yang sangat akrab. Sebagian mereka hidup di ibu kota Paraguay Asuncion dan kota lain Encarnacion.

Lambat laun pemerintah membatasi kedatangan imigran. Hanya imigran berprofesi sebagai petani, insinyur, dan profesional, yang diterima masuk ke Paraguay. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi pendatang yang hanya berprofesi sebagai pedagang.

Gelombang kedua imigran terjadi tahun 1960. Imigran ini kebanyakan menetap di Alto Parana, terutama di Ciudad del Este. Kebanyakan dari mereka berasal dari Lebanon, Suriah, Mesir dan Palestina.

Baca Juga:  MUI Minta DPS Kuasai Praktik Keuangan dan Prinsip Syariah

Imigran kemudian mendirikan beberapa lembaga keagamaan, seperti pusat keislaman pada 1991. Sebanyak seratus orang tercatat sebagai anggota yang meramaikan pusat keislaman tersebut. Mereka aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat Muslim setempat.

Tahun 1988 pedagang Lebanon Hussein Taijen mendirikan pusat arab Islam Paraguay di Alto Parana. Masjid Nabi Muhammad tahun 1994 didirikan oleh Asosiasi Amal Alto Parana.