
“Ada juga tas kadut yang dijahit menggunakan manik-manik yang dirangkai secara manual. Untuk membuat satu tas kadut, pengerjaannya paling cepat seminggu, dan bisa memakan waktu hingga satu bulan,” katanya.
Sebelumnya, Wahyudi memiliki stan tetap di Komplek Citra Niaga II Blok Adi, Jl. Niaga Selatan, Samarinda. Di sana, dia menjual oleh-oleh khas Kalimantan Timur, namun pendapatan harian di tempat tersebut hanya berkisar Rp300-500 ribu.
“Berkat adanya MTQ ini, rezeki saya melimpah,” tutup Wahyudi dengan senyum.
MTQ Nasional XXX di Samarinda tidak hanya menjadi ajang religius, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal, terutama bagi para pelaku UMKM di Samarinda.(*)