
Buya Amirsyah juga menekankan pentingnya pola pikir progresif dalam gerakan pemberdayaan ekonomi. Menurutnya, penggerak ekonomi umat tidak boleh terjebak pada cara berpikir birokratis yang menunggu segala sesuatu siap terlebih dahulu.
“Dalam gerakan ekonomi umat, kita tidak boleh hanya menunggu dana tersedia. Bergerak dulu, ikhtiarkan dulu, pembiayaan akan mengikuti. Ini cara berpikir aktivis dan pengusaha, bukan birokratis,” tegasnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya inkubasi UMKM, pendampingan pembiayaan, serta penguatan usaha mikro agar mampu naik kelas dan terbebas dari jerat rentenir.
Menurutnya, masjid dan komunitas umat harus menjadi basis pemberdayaan ekonomi yang nyata.
“Ironis jika kita terus menyuarakan riba itu haram, tetapi jamaah di sekitar masjid justru dikuasai rentenir. Ini yang harus kita putus bersama,” ujarnya.








