MOESLIM.ID | Kebiasaan orang-orang jahiliyah jaman dahulu ketika mengalami musibah ditinggal mati oleh orang yang dicintai adalah niyahah, perbuatan niyahah adalah termasuk dosa besar.
Imam An Nawawi rahimahullah berkata, Niyahah adalah mengeraskan suara dengan menghitung-hitung kebaikan mayit. Ada juga yang mengatakan, niyahah adalah menangis dengan menghitung-hitung kebaikan mayit.
Para ulama Syafi’iyyah mengatakan, haram hukumnya mengeraskan suara dengan menangis secara berlebihan, adapun menangisi mayit dengan tanpa menghitung-hitung kebaikan-kebaikan mayit, dan tanpa mengeraskan suara maka tidak haram.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ
“Ada empat perkara jahiliyah pada umatku, mereka tidak akan meninggalkannya: Membanggakan kemuliaan orang tua, mencela nasab (garis keturunan), menganggap turunnya hujan dengan munculnya bintang tertentu, dan niyâhah (meratap).” (HR. Muslim, no. 934)
Setiap kita pasti pernah ditinggal mati oleh orang yang kita kenal atau kita cintai, baik itu kakek, nenek, ayah, ibu, saudara, tetangga, kawan, atau lainnya.