
Berasal dari Desa Jabi-Jabi Barat, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, perempuan berusia 27 tahun ini harus menempuh perjalanan yang tidak mudah untuk sampai ke lokasi tugasnya.
Desa Laelangge sendiri merupakan wilayah terpencil dengan akses terbatas terhadap pendidikan agama. Banyak anak-anak yang belum lancar membaca Al Qur’an, serta kaum ibu yang masih minim pemahaman tentang fikih ibadah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Siti.
“Di sini saya bukan hanya mengajar mengaji, tetapi juga memberi bimbingan keagamaan bagi para ibu, termasuk tentang fikih wanita. Mereka antusias sekali, karena selama ini jarang ada pendakwah perempuan yang bisa mereka ajak berdiskusi lebih dalam tentang persoalan keagamaan yang mereka alami,” katanya.
Menurut Siti, salah satu kendala utama dalam berdakwah di wilayah ini adalah keterbatasan infrastruktur, fasilitas di masjid/musala, dan akses informasi.
“Jaringan internet lemah, listrik juga kadang padam. Fasilitas di masjid/musala masih sangat terbatas. Tapi saya bersyukur, masyarakat di sini sangat terbuka dan mendukung program dakwah kami,” tutupnya.(*)








