MOESLIM.ID | Persoalan peralihan kekuasaan di Afghanistan oleh kelompok Taliban juga menjadi perhatian Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar, mengajak segenap umat Islam Indonesia tidak terjebak pada tindakan yang memunculkan polarisasi akibat krisis di negara Afghanistan.
“Segenap umat Islam Indonesia untuk merespons setiap dinamika sosial dan politik baik di tingkat nasional maupun global. Termasuk dinamika baru di Afghanistan dengan sikap yang mutawassith (menengah), konstruktif dan tidak terjebak dalam polarisasi yang menimbulkan mafsadah (kerusakan),” kata Kiai Miftah dalam acara Mukernas I MUI di Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2021.
Ia mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim senantiasa berpegang teguh pada nilai wasathiyatul (moderasi) Islam.
Dijelaskan Kiai Mif, begitu dia akrab disapa, pemahaman agama wasathiyah Islam memiliki posisi penting dan strategis. Maka dari itu, umat Islam Indonesia harus terus menjaganya.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini juga menghaturkan doa dan harapannya agar negara bekas wilayah Khurasan Raya itu dapat mewujudkan pemahaman agama wasatiyatul Islam dalam aktivitas politik negara, bangsa dan masyarakatnya.
Melalui ikhtiar bersama dari pemerintah, ulama dan masyarakatnya, Islam kata dia menjunjung tinggi dan mempraktikkan prinsip-prinsip tawassuth, tawâzun, tasâmuh (toleran), i’tidâl (adil), syûra, musâwâh, ishlâh, awlawiyyah (prioritas), tathawwur wa ibtikâr (pengembangan dan inovasi) dan tahaddhur (kontekstualisasi).
Kelompok Taliban berhasil menguasai Istana Negara Afganistan pada Ahad 15 Agustus 2021. Taliban berhasil menguasai Kota Kabul tanpa pertempuran yang berarti. Bahkan Presiden Afghanistan Ashraf Gani memilih meninggalkan negaranya dan kabur ke luar negeri.
Kelompok Taliban bahkan langsung mengganti bendera menjadi warna putih dengan tulisan syahadat ala Afghanistan. Bukan hanya itu, Kelompok Taliban juga mengganti nama negara kembali dengan sebutan Emirat Islam Afghanistan.
Kembalinya Taliban menguasai Afghanistan setelah pasukan Amerika Serikat dan sekutunya menarik diri dari negara itu sebagaimana kesepakatan AS dengan pemimpin Taliban di Doha, Qatar beberapa waktu lalu.
“Nama ini pernah digunakan Kelompok Taliban saat menguasai Afghanistan pada 1996 hingga 2001,” pungkasnya.(viva.co.id)
Referensi Lainnya, klik: https://www.jabarnews.com