
Kelimabelas: Hendaklah dia mengatakan kepada dirinya sendiri, “Musibah ini hanyalah sebentar, kemudian akan hilang”. Dan hendaklah dia mengingat penyakit-penyakit yang pernah dia derita, sampai dia merasakan puncak sakitnya, kemudian penyakit-penyakit itu hilang seolah-olah tidak pernah diderita.
Sesuatu itu dinilai dengan akhirnya. Barangsiapa memperhatikan akhir sesuatu, maka musibah menjadi ringan baginya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
“Pada hari kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yang paling banyak mendapatkan kenikmatan, namun dia termasuk penduduk neraka. Lalu dia dimasukkan sebentar di dalam api neraka, kemudian dia ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Pernahkan engkau mendapatkan kenimatan?” Maka dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku”. Dan akan didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia, namun dia termasuk penduduk sorga. Lalu dia dimasukkan sebentar di dalam sorga, kemudian dia ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kesengsaraan? Pernahkan engkau mendapatkan kesusahan?” Maka dia menjawab, “Tidak, demi Allah , wahai Rabbku. Aku tidak pernah mendapatkan kesengsaraan sama sekali, dan aku tidak pernah melihat kesusahan sama sekali”. (HR. Muslim: 2807)
Keenambelas: Hendaklah dia mengkhayalkan telah berpindah menuju kenikmatan sorga yang kekal. Maka apakah nilai lamanya musibah itu?. Bahkan apakah nilai lamanya umur manusia atau bahkan umur dunia, dibandingkan dengan kesenangan abadi di dalam surga?.
Barangsiapa membayangkan kesenangan abadi yang tidak ada putus-putusnya, maka dia akan sangat bersuka cita dan melupakan semua kesusahan. Walaupun kematian adalah jalan untuk menuju kesenangan abadi itu, hal itu ringan baginya.