Buah Dari Keikhlasan, Awalnya Pahit Akhirnya Manis

Ilustrasi buah dari keikhlasan, awalnya pahit akhirnya manis. (Foto: Net)

MOESLIM.ID | Secara bahasa, ikhlas artinya memurnikan, sedangkan dalam istilah syara, ikhlas adalah memurnikan niat dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semata-mata mencari ridha-Nya dan mengharapkan pahala di akhirat.

Selain itu, ikhlash juga bermakna membersihkan niat dari syirik niat, seperti riya, sum’ah, mencari pujian, balasan, dan ucapan terimakasih dari manusia, serta niat duniawi lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

“Dan barangsiapa yang berbuat demikian (yaitu: memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia) karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar”. (QS. An Nisa: 114)

Baca Juga:  Tiga Tips Menjaga Paru-Paru Agar Selalu Sehat

Ikhlas memiliki kedudukan yang sangat agung dalam agama Islam, serta memiliki banyak faedah, salah satunya adalah amalannya diterima dan mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ikhlas harus ada pada setiap amalan, jika tidak ada, maka amalannya tidak akan diterima, serta amalan itu sesuai dengan apa yang telah disyari’atkan oleh Allah dalam Al Qur’an dan sesuai ajaran Rasul-Nya. Jika salah satu dari dua hal ini rusak, maka amalan itu tidak akan diterima.

Baca Juga:  Manfaat Shalat untuk Kesehatan Fisik dan Juga Mental

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلاَتِهِمْ وَإِخْلاَصِهِمْ

“Sesungguhnya Allah menolong umat ini adalah dengan sebab doa, sholat, dan keikhlasan orang-orang yang lemah dari umat ini.” (HR. An Nasa’i, no. 3191)