
Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالهَاَ لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَو قَالَ: أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku mengetahui suatu kalimat, jika diucapkan olehnya (laki-laki yang merah mukanya), maka akan hilang kemarahannya. Hendaklah dia berkata: Audzubillahi minasysyaithannirrajim (aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk/rajam)”. (HR. Bukhari: 6115 dan Muslim: 2610)
3. Duduk Ketika Sedang Marah
Jika ternyata masih marah, maka hendaklah berbaring. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
إِذاَ غَضَبَ أَحَدُكُمْ وَ هُوَ قَائِمٌ فًلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ و َإِلَّا فَلْيَضْطَجْع
“Jika salah seorang kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah duduk. Jika masih belum reda marahnya, maka hendaklah berbaring”. (HR. Ahmad: 5/152)
4. Berwudhu
Sebab wudhu dapat memadamkan kemarahan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ نَارٍ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النًارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya, kemarahan itu berasal dari syetan. Dan syetan tercipta dari api. Dan sesungguhnya, api itu dapat dipadamkan dengan air. Jika salah seorang diantara kalian marah, maka berwudhulah”. (HR. Ahmad: 4/226, Abu Daud: 4784)