
Kita diperintahkan untuk mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sebagaimana para Sahabat mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka kepada diri dan anak-anak mereka.
Mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah wajib dan harus didahulukan setelah kecintaan kepada Allah daripada kecintaan kepada segala sesuatu yang lainnya, sebab mencintai Rasulullah adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah.
Mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah cinta karena Allah. Ia bertambah dengan bertambahnya kecintaan kepada Allah dalam hati seorang mukmin, dan berkurang dengan berkurangnya kecintaan kepada Allah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
“Ada tiga hal yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api Neraka”. (HR. Bukhari no. 16, Muslim no. 43)








