Mencintai Rasulullah yang Benar dan Tidak Berlebihan

Raudhah di masjid Nabawi. (Foto: Net)

Salah satu sebab seseorang menjadi kufur adalah sikap ghuluw dalam beragama, baik kepada orang shalih atau orang yang dianggap memiliki keistimewaan tertentu, seperti mengagung-agungkan kuburan orang yang telah mati dan meminta kepadanya, padahal ini adalah perbuatan syirik besar.

Sedangkan yang dimaksud dengan ghuluw dalam hak Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah melampaui batas dalam menyanjungnya, sehingga mengangkatnya di atas derajatnya sebagai hamba dan Rasul (utusan) Allah, menisbatkan kepadanya sebagian dari sifat-sifat Ilahiyyah.

Baca Juga:  Shalat Berjama’ah Jadi Pendidikan Utama Seorang Muslim

Misalnya dengan memohon dan meminta pertolongan kepada beliau, tawassul dengan beliau, atau tawassul dengan kedudukan dan kehormatan beliau, bersumpah dengan nama beliau, sebagai bentuk ubudiyyah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, perbuatan ini adalah syirik.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;

لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah, ‘hamba Allah dan Rasul-Nya’.” (HR. Bukhari no. 3445)

Baca Juga:  Manfaat Shalat untuk Kesehatan Fisik dan Juga Mental

Karena dahulu yang telah dilakukan oleh orang-orang Nasrani berlebihan terhadap nabi Isa alaihissallam, sehingga mereka menganggapnya memiliki sifat Ilahiyyah.