
“Terlebih lagi, da’i juga harus mampu mendinginkan suasana jika terjadi kegaduhan politik atau bahkan saat terjadi konflik akibat prefensi politik yang berbeda,” kata dia menambahkan.
Diketahui, saat ini ada 1.600 da’i yang telah tersebar di seluruh nusantara. Para da’i diangap perlu untuk mendapatkan banyak informasi terkini menjelang Pemilu 2024 mendatang.
“Dalam kegiatan FGD tersebut juga membahas terkait adanya potensi polarisasi politik dan juga benih-benih politik identitas yang saat ini mulai muncul, dan juga penggunaan simbol-simbol agama untuk kepentingan politik praktis,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kiai Zubaidi menyampaikan, bahwa dengan diselenggarakannya kegiatan ini, diharapkan para da’i dapat menyuarakan dakwah yang menjadi pelopor penyatu umat.
“Kita tidak ingin situasi menjelang Pemilu 2019 terjadi lagi, masyarakat terpolarisasi sedemikian tajamnya, bahkan sampai muncul istilah yang tidak pantas untuk menggambarkan kelompok masyarakat sesuai yang didukungnya,” tegasnya.(*)