MOESLIM.ID | Berbagai macam penyakit merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hambaNya. Sesungguhnya, cobaan-cobaan itu merupakan Sunnatullah yang telah ditetapkan berdasarkan rahmat dan hikmahNya. Ketahuilah, Allah tidak menetapkan sesuatu, baik berupa takdir kauni (takdir yang pasti berlaku di alam semesta ini) atau syar’i, melainkan di dalamnya terdapat hikmah yang amat besar, sehingga tidak mungkin bisa dinalar oleh akal manusia.
Berbagai cobaan, ujian, penderitaan, penyakit dan kesulitan, semua itu mempunyai manfaat dan hikmah yang sangat banyak. Pada zaman sekarang, banyak penyakit yang menimpa manusia. Ada yang sudah diketahui obatnya, dan ada pula yang belum diketahui obatnya. Hal ini merupakan cobaan dari Allah, yang juga akibat dari perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)“. (QS. Asy Syura/42:30)
Setiap penyakit pasti ada obatnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ماَ أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan pasti menurunkan obatnya“. (HR. Bukhari no. 5678 dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu)
Seorang muslim, bila ditimpa penyakit, ia wajib berikhtiar mencari obatnya dengan berusaha secara maksimal.
Dalam usaha mengobati penyakit yang dideritanya, maka wajib memperhatikan tiga hal.
Pertama: Bahwa obat dan dokter hanya sarana kesembuhan. Adapun yang benar-benar menyembuhkan penyakit hanyalah Allah.
Allah berfirman, mengisahkan Nabi Ibrahim Alaihissallam.
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“..dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkanku“. (QS. Asy Syu’ara/26:80)
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya, dan Dia-lah Yang Maha pengampun lagi Maha penyayang“. (QS. Yunus/10:107)
Kedua: Dalam berikhtiar atau berusaha mencari obat tersebut, tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang haram dan syirik.
Yang haram seperti berobat dengan menggunakan obat yang terlarang atau barang-barang yang haram, karena Allah tidak menjadikan penyembuhan dari barang yang haram.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ خَلَقَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ , فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَتَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan (obat) yang haram“. (HR. Ad Daulabi dalam Al Kuna, Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 1633)
Tidak boleh juga berobat dengan hal-hal yang syirik, seperti: Pengobatan alternatif dengan cara mendatangi dukun, tukang sihir, paranormal, orang pintar, menggunakan jin, pengobatan dengan jarak jauh dan sebagainya yang tidak sesuai dengan syari’at, sehingga dapat mengakibatkan jatuh ke dalam perbuatan syirik dan dosa besar yang paling besar. Orang yang datang ke dukun atau orang pintar, ia tidak akan diterima shalatnya selama empatpuluh hari.
Ketiga: Pengobatan dengan yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam.
Pengobatan yang dimaksud seperti Ruqyah, yaitu membacakan ayat-ayat Al Qur’an dan do’a-do’a yang shahih, begitu juga dengan madu, habbatus sauda (jintan hitam), air zam-zam, bekam (mengeluarkan darah kotor dengan alat bekam), dan lainnya.
Pengobatan dan penyembuhan yang paling baik itu dengan ayat-ayat Al Qur’an, karena Al Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia, penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al Qur’an dan dengan apa yang diajarkan dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam berupa ruqyah, merupakan penyembuhan yang bermanfaat, sekaligus penawar yang sempurna.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
“Katakanlah: Al Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman“. (QS. Fushshilat/41 :44)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan kami turunkan dari Al Qu’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman“. (QS. Al Isra/17:82)
Dengan demikian, Al Qur’an merupakan penyembuh yang sempurna diantara seluruh obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat bagi seluruh penyakit dunia dan akhirat.(almanhaj.or.id)