MOESLIM.ID | Shalat fardhu berjama’ah lima waktu di masjid memiliki kedudukan mulia dalam Islam dan menjadi prioritas utama pada pembinaan ruhani umat Islam.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا أَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لاَ يُخْرِجُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلاَّهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلاَ يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاَةَ
“Shalat berjama’ah dilipatgandakan dua puluh lima kali daripada shalatnya di rumah dan tempat bisnisnya. Demikian itu, jika ia menyempurnakan wudhu’nya, kemudian keluar menuju masjid, tidak ada yang mengeluarkannya kecuali untuk shalat. Maka tidaklah ia mengayunkan langkahnya, melainkan dengan langkah tersebut derajatnya ditinggikan, dan dihapuskan kesalahannya. Kalaulah ia telah mengerjakan shalat, para malaikat tetap bershalawat (mendoakan) kepadanya, selama ia tetap berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah rahmatilah ia’. Seorang tetap terhitung dalam shalat, selagi ia menunggu shalat berikutnya”. ([2]
Diantara tugas masjid di bidang pendidikan yang terpenting, adalah membiasakan kaum muslimin untuk senantiasa berkomitmen dalam berjama’ah dan terikat erat dengannya.
Hal ini dilakukan berulang-ulang kali dalam sehari, dimana seorang muslim merasakan betapa pentingnya bersama dengan saudaranya dalam menunaikan syi’ar-syi’ar agama Islam, dan mereka dalam hal ini berada dalam kedudukan yang sama di hadapan Allah Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah memotivasi kita untuk senantiasa pergi ke masjid dan selalu konsisten dalam berjama’ah. Juga mengajarkan kita bahwa setiap langkah yang diayunkan menuju masjid, menyebabkan derajat terangkat dan kesalahan terhapuskan.