
3. Mengerti Keadaan Muridnya
Hendaklah seorang pengajar memperhatikan keadaan seseorang saat memberikan ilmu dan nasehat agar mereka tidak merasa jemu.
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata:
عن ابن مسعود رضي الله عنه قال: كَانَ النَّبِيُّ- صلى الله عليه وسلم- يَتَخَوَّلُنَا بِالموْعِظَةِ فِي الأَيَّامِ كَرَاهَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا. متفق عليه
“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memperhatikan keadaan kami pada hari-hari beliau memberi nasehat karena khawatir jika ada rasa jemu yang menyentuh kami”. (Muttafaqun Alaih).
4. Mengeraskan Suara dan Mengulang
Yaitu dengan mengeraskan atau meninggikan suara saat menyampaikan ilmu dan mengulanginya dua atau tiga kali, agar dapat dipahami.
Abdullah bin Amar Radhiyallahu anhu berkata:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: تخلف النبي- صلى الله عليه وسلم- في سفرة سافرناها، فَأَدْرَكَنا وقد أَرْهَقَتْنا الصلاة ونحن نتوضأ، فجعلنا نمسح على أرجلنا، فنادى بأعلى صوته: «وَيْلٌ للأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ» مرتين أو ثلاثاً. متفق عليه
“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tertinggal dalam sebuah perjalanan kami lakukan, dan beliau menyusul kami, sementara waktu shalat telah masuk dan kami sedang berwudhu. Maka kami mengusap kaki kami, lalu beliau berseru dengan suara yang tinggi: ‘Celakalah tumit (yang tidak tersentuh oleh air wudhu) karena akan disiksa dengan api neraka’. Dua kali atau tiga kali.” (Muttafaqun Alaih)
Anas bin Malik Radhiyallahu anhu berkata;
أَنَّهُ كَانَ إذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاثاً حَتَّى تُفْهَمَ، وإذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاثاً
“Nabi Shallallahu alaihi wasallam bahwa apabila beliau berbicara dengan suatu kata, maka beliau mengulanginya tiga kali, sehingga dapat dipahami. Dan apabila beliau mendatangi suatu kaum, maka beliau memberi salam kepada mereka sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)








