
Beliau berkata: “Wahai Mu’adz, apakah engkau tahu hak Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba-Nya?, dan apakah hak hamba terhadap Allah?”.
Mu’adz berkata: “Aku menjawab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya lebih mengetahui”.
Beliau bersabda: “Sesungguhnya hak Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba bahwa mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan hak hamba terhadap Allah bahwa Dia tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun”.
Mu’adz berkata: “Wahai Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan berita gembira kepada manusia?”.
Beliau menjawab: “Janganlah engkau memberitahukan tentang kabar gembira ini kepada mereka, agar mereka tidak bersandar tanpa amal”. (HR. Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 30)
12. Membaca Doa Penutup Majelis
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu ia berkata, jarang sekali Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdiri dari majelis, sehingga beliau berdoa dengan doa-doa ini untuk para sahabatnya:
اللّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتِكَ, وَمِنْ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ مُصِيْبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَاوَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
“Ya Allah, berikanlah kepada kami dari rasa takut kepada-Mu yang menghalangi antara kami dan bermaksiat kepada-Mu, dan dengan taat kepada-Mu yang menyampaikan kami kepada surga-Mu, dan dengan keyakinan yang memudahkan kami menghadapi musibah-musibah dunia. Berilah kenikmatan kepada kami dengan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama hidup kami. Jadikanlah ia sebagai warisan dari kami. Jadikanlah pembalasan dendam kami kepada yang berbuat zalim kepada kami. tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan musibah dalam agama kami. Janganlah engkau jadikan dunia menjadi tujuan terbesar kami, dan jangan pula menjadi kesudahan pengetahuan kami. dan jangankan Engkau kuasakan kepada kami orang yang tidak sayang kepada kami”. (HR. At Tirmidzi, no 3502)








