
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda;
أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
“Dunia itu berisi laknat, seluruh isinya terlaknat, kecuali zikir kepada Allah dan yang terkait denganya, atau orang yang berilmu atau terpelajar”. (HR. At Tirmizi, Ibnu Majah)
Sofyan Al Tsauri mengatakan:” Tiada sesuatu yang dimaksudkan untuk Allah yang lebih utama dari menuntut ilmu, dan tidak ada menuntut ilmu di suatu masa yang lebih baik dari masa sekarang, alangkah membutuhkanya anda wahai saudaraku muslim akan ilmu yang bermanfaat yang denganya anda mengenal Tuhanmu, lalu kamu meng-Esakan-Nya (tidak menyekutukan-Nya) dalam beribadah dan menyembah-Nya dengan pengetahuan yang jelas, dan kemulian ilmu itu sesuai dengan kemulian yang dipelajari, dan ilmu syar’i itu mulia semata-mata karena kemuliaan agama, dan itu adalah harta yang termahal”.
Wajib bagi setiap muslim untuk mengetahui bahwa mempelajari agama adalah kebutuhan yang jauh lebih penting dari sekedar makan dan minum.
Sebagaimana kesungguhan dalam mencari rizki untuk hidup, maka hendaklah juga untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama, karena itulah kehidupan yang sebenarnya yang tanpanya ibarat jasad yang mati.
Imam Ahmad bin Hambal mengatakan: “Manusia lebih membutuhkan ilmu dari sekedar membutuhkan makan dan minum, karena makan dan minum dibutuhkan sekali atau dua kali sehari, sedang ilmu senantiasa dibutuhkan selama nafas masih dikandung badan”.
Ibnu Qayim mengatakan: “Orang-orang yang memilki pengetahuan tentang Rabb-Nya dan tentang perintah-Nya, mereka itulah ruh kehidupan sebenarnya, mereka senantiasa dibutuhkan dan tidak pernah tidak walau sekejap, kebutuhan hati akan ilmu tidak sama dengan kebutuhan nafas akan udara, ia lebih besar, secara umum ilmu bagi hati ibarat air bagi ikan, jika ia kehilangan maka ia mati, ilmu yang datang kepada hati ibarat cahaya datang kepada mata”.








