MOESLIM.ID | Wabah adalah kejadian di mana suatu penyakit menular mengalami peningkatan secara pesat dan nyata, melebihi keadaannya yang lazim di suatu wilayah pada waktu tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Wabah juga dikenal dengan istilah epidemi.
Konsep wabah atau epidemi berlaku untuk penyakit infeksi, penyakit non-infeksi, perilaku kesehatan, maupun peristiwa kesehatan lainnya misalnya epidemi kolera, epidemi SARS, epidemi gizi buruk anak balita, epidemi merokok, epidemi stroke, epidemi Ca paru, dan sebagainya.
Saat ini masyarakat sedang akrab dengan istilah wabah dikarenakan pandemi Covid-19 yang menyerang secara global sejak awal tahun lalu. Dunia sedang dalam keadaan siaga akibat wabah penyakit ini.
Pembatasan-pembatasan aktivitas diberlakukan, membuat berbagai lapisan masyarakat terkena dampaknya secara langsung maupun tidak langsung.
Berikut ini beberapa tips dan wasiat bermanfaat yang perlu untuk diingatkan kembali bersamaan dengan timbulnya rasa takut orang-orang pada akhir-akhir ini dari sebuah wabah yang dikenal dengan virus Corona.
Berdoa Memohon Perlindungan Dari Wabah
عن عثمانَ بنِ عفَّانَ رضي الله عنه قال: سَمِعْتُ رسولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يقولُ: «مَنْ قالَ: «بِسْمِ اللَّهِ الذي لا يَـضُرُّ مع اسْمِهِ شَيءٌ في الأرضِ ولا في السَّماءِ وهُوَ السَّميعُ العَليمُ» ثلاثَ مَرَّاتٍ لمْ تُصِبْـهُ فَجْأَةُ بلاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ، ومَنْ قالها حِينَ يُصْبِحُ ثلاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبـهُ فَجْأَةُ بلاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ». رواه أبو داود وغيره
Dari Utsman bin Affan RadhiyaAllahu anhu ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca doa “ (بِسْمِ اللَّهِ الذي لا يَـضُرُّ مع اسْمِهِ شَيءٌ في الأرضِ ولا في السَّماءِ وهُوَ السَّميعُ العَليمُ) ” (dengan menyebut nama Allah yang dengan nama-Nya segala sesuatu di langit dan di bumi tak akan membahayakan, dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bala yang datang secara tiba-tiba hingga tiba waktu pagi. Dan siapa yang mengucapkannya di waktu pagi sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa bala yang datang secara tiba-tiba hingga tiba waktu sore”. (HR. Abu Dawud dan yang lainnya)
Menghindari Tempat Tersebarnya Wabah
عن عبد الله بن عامر رضي الله عنهما: «أنَّ عُمَرَ رضي الله عنه خَرجَ إلى الشامِ، فلمَّا كان بِسَرْغَ بَـلَغَهُ أنَّ الوباءَ قد وَقَعَ بالشامِ، فأخبـرَهُ عبدُ الرحمن ابن عَوف: أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «إِذا سَمِعْـتُم به بأَرْضٍ فلا تَـقْدَمُوا عليه، وإذا وَقَعَ بأَرضٍ وأنتُم بها، فلا تَخْرُجوا فِـرارًا منه»
Dari Abdullah bin Amir RadhiyaAllahu anhuma, bahwasanya Umar RadhiyaAllahu anhu pernah bepergian menuju Syam. Ketika sampai di daerah Sargh datang kabar kepada beliau bahwa telah tersebar wabah di Syam. Kemudian Abdurahman bin Auf RadhiyaAllahu anhu mengabarkan kepada beliau bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Apabila kalian mendengar wabah ada di suatu negeri maka janganlah kalian mendatanginya, dan apabila wabah tersebut berada di suatu negeri sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri darinya”. (HR. Bukhari)
Selalu Berbuat Kebaikan (Amal Shaleh)
عَنْ أَنسِ رضي الله عنه قالَ: قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «صنائعُ المعرُوفِ تقي مَصارِعَ السُّوءِ، والآفاتِ، والهَلَكَاتِ، وأَهْلُ المعرُوفِ في الدُّنيا هُمْ أَهلُ المعرُوفِ في الآخِرَةِ». رواه الحاكم
Dari Anas RadhiyaAllahu anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Perbuatan-perbuatan yang baik dapat menghindarkan diri dari kematian yang buruk, berbagai penyakit dan bencana. Orang yang berbuat kebaikan di dunia ia akan dibalas dengan kebaikan di akhirat”. (HR. Al Hakim)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Diantara cara paling manjur dalam memberantas penyakit ialah dengan: Berbuat kebaikan, berzikir, berdoa, rendah hati, bersungguh-sungguh dan tulus dalam memohon kepada Allah dan bertaubat. Beberapa amalan ini memiliki pengaruh yang lebih besar dalam menolak berbagai penyakit dan mendapatkan kesembuhan daripada berbagai obat-obatan alami. Hanya saja, manfaatnya tentu tergantung kepada kesiapan jiwa, penerimaan dan akidahnya.” (Zaadul Ma’ad)
Menutup Wadah Makanan dan Minuman
عن جابرِ بنِ عبدِ اللَّهِ رضي الله عنهما قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَـقُولُ: «غَطُّوا الإِناءَ، وأَوكُـوا السِّقاءَ، فإِنَّ في السَّنَـةِ لَـيْـلَـةً يَـنْزِلُ فيها وبـاءٌ؛ لا يَـمُـرُّ بـإِناءٍ ليسَ عليـهِ غِطاءٌ، أو سِقـاءٍ ليس عليه وِكاءٌ إِلا نَـزَلَ فيه مِنْ ذلك الوَباءِ». رواه مسلم
Dari Jabir bin Abdullah RadhiyaAllahu anhuma ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tutuplah wadah makanan dan rapatkanlah bejana minuman, karena sesungguhnya dalam setahun ada satu malam dimana wabah akan turun padanya. Tidaklah wabah itu melewati wadah makanan yang tidak ditutup dan bejana minuman yang tidak dirapatkan melainkan ia akan masuk ke dalamnya”. (HR. Muslim)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: “Cara seperti ini tidak pernah dibahas di dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan.” (Zaadul Ma’ad). (bbs)