Hamza Yusuf Hanson

Hamza Yusuf Hanson. (Foto: Net)

Pada tahun 1991 ia dianugerahi gelar doktor Honoris Causa oleh Syaikh Shadhili Naifer, dekan Universitas Zaytuna di Tunis, dan sejak tahun 2009 sampai saat ini, Ia terdaftar sebagai kandidat doktor dalam program studi keislaman di Graduate Theological Union, Berkeley.

Ia dan kolega Dr. Hesham Alalusi dan Zaid Shakir mendirikan Zaytuna Institute di Berkeley, California, Amerika Serikat, pada tahun 1996, yang khusus berdedikasi dalam membangkitkan kembali metode belajar secara tradisional ilmu-ilmu keislaman.

Baca Juga:  Nada Raafat Elkharashi

Akhirnya, mereka bersama kolega yang lain yang juga profesor di Universitas California di Berkeley, Hatem Bazian, pada musim gugur tahun 2010 berhasil membuka Zaytuna College, suatu perguruan tinggi ilmu sosial dengan pengkhususan keislaman dengan masa tempuh pendidikan 4-tahun, suatu perguruan tinggi Islam pertama di Amerika Serikat.

Tempat itu berhasil mewujudkan visi Hamza Yusuf yang ingin mengkombinasikan ilmu sosial-budaya yang berbasis trivium dan quadrivium dengan pelatihan intensif dalam disiplin ilmu-ilmu Islam tradisional. Perguruan tinggi tersebut bertujuan untuk “mendidik dan menyiapkan pemimpin profesional, intelektual dan spiritual”.

Baca Juga:  Basuki Hadimuljono

Pusat Studi Strategis Keislaman Kerajaan Jordania saat ini menempatkannya pada posisi ke-42 di antara 500 orang muslim yang paling berpengaruh di dunia. Majalah Egypt Today mendeskripsikannya sebagai seorang bintang rok teologi, “Elvis Presley-nya Muslim Barat”.

Baru-baru ini, Hamza Yusuf ditempatkan sebagai “Ulama muslim barat yang paling berpengaruh di dunia” oleh The 500 Most Influential Muslims, dengan editor John Esposito dan Ibrahim Kalin (2009).(*)