Henry Hussein Nabanga

Masjid di Vanuatu
Masjid di Vanuatu. (Foto: Net)

Lima tahun Nabanga mendalami Alquran. Pada 1973, ia kembali ke Vanuatu dengan status baru, seorang Muslim. Setiba di negara asalnya, ia pun mulai berdakwah. Tak bertepuk sebelah tangan, keluarganya menerima dan senang dengan agama yang dikenalkan Nabanga.

Di kalangan Muslim Vanuatu, Nabanga menjadi sumber pembelajaran agama Islam. Ia menyelesaikan banyak persoalan tentang Islam yang mencuat di tengah masyarakat. Ia pun memberikan fatwa terkait permasalahan agama

Ia dikenal sebagai seorang yang tulus dan tak kenal lelah. Ia mampu mengajarkan Islam dengan kesabaran dan dengan cara yang dapat diterima akal masyarakat. Tak heran, ia sangat disenangi masyarakat, tak hanya Muslim, tapi juga non-Muslim.

Baca Juga:  Herman Halim

“Mengetahui kebenaran berarti bertanggung jawab mengabarkannya kepada orang lain yang memerlukan,” begitu prinsip utama Nabanga.

Seorang diri, Nabanga mampu merintis perjalanan Islam di Vanuatu. Kiprah Nabanga di jalan Allah berakhir ketika ia wafat pada 1993. Nabanga boleh pergi, tetapi Islam di Vanuatu akan terus berkembang.(khazanah.republika.co.id)