Jufrie Mahmood

Jufrie Mahmood. (Foto: Net)

Moeslim.id | Mohamed Jufrie bin Mahmood adalah seorang politikus Singapura yang merupakan tokoh politik oposisi terkemuka di negara tersebut pada tahun 1980an dan 1990an, ketika ia mencalonkan diri dalam pemilu sebagai kandidat dari Partai Demokrat Singapura (SDP) dan Partai Buruh.

Pada pemilu 1984, Jufrie mencalonkan diri sebagai calon Partai Buruh di daerah pemilihan Kampong Kembangan. Ia dikalahkan oleh Yatiman Yusof dari Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa dengan selisih 8.210 suara (44,3%) berbanding 10.326 (55,7%).

Baca Juga:  Iman Vellani, Jadi Aktris Muslim Pertama Marvel

Pada pemilu 1988, Jufrie mencalonkan diri sebagai calon SDP di GRC Aljuined. Jufrie dan sesama anggota SDP Ashleigh Seow dan Neo Choon Aik dikalahkan oleh tim PAP dengan selisih 26.375 suara (43,7%) berbanding 34.020 (56,3%).

Pada pemilihan umum 1991, Jufrie mencalonkan diri sebagai calon Partai Pekerja di GRC Eunos. Jufrie menjadi terkenal secara nasional selama kampanye pemilu ini setelah Perdana Menteri Goh Chok Tong menuduhnya sebagai chauvinis Melayu karena komentar Jufrie tentang peran komunitas Melayu di Singapura dan penggunaan frasa “Insya’Allah” (“Insya Allah”) dalam pidato kampanye.

Baca Juga:  Tamim Bin Hamad Al Tsani

Goh mendesak masyarakat untuk tidak memilih Jufrie demi membantu melindungi keharmonisan antar-ras di Singapura. Jufrie membantah keras bahwa dirinya adalah seorang chauvinis Melayu dan mengatakan bahwa ia hanya sekedar mengangkat isu-isu penting yang dirasa perlu ditangani.