Mahathir Bin Mohamad

Mahathir Bin Mohamad. (Foto: Net)

Ia adalah salah satu pemimpin yang aktif menyuarakan isu-isu negara berkembang dan sangat mendukung perbaikan kesenjangan Utara-Selatan serta mendorong pembangunan negara-negara Islam. Ia memegang komitmen berbagai blok non-NATO seperti ASEAN, G77, Gerakan Non-Blok, Organisasi Negara-Negara Islam, dan G22.

Pada tahun 2017, Mahathir mendirikan partai politik baru dan bergabung dengan Pakatan Harapan. Ia diusung sebagai calon ketua partai dan perdana menteri mewakili Pakatan Harapan.

Pada 8 Januari 2018, Mahathir dinyatakan sebagai calon perdana menteri aliansi oposisi Pakatan Harapan dalam pemilu 9 Mei 2018, melawan mantan sekutunya, Najib Razak. Wan Azizah Wan Ismail, istri mantan musuh politiknya, Anwar Ibrahim, akan menjadi wakil perdana menteri.

Baca Juga:  Mohammad Mahfud Mahmodin

Apabila menang, Mahathir akan menjadi kepala negara atau pemerintahan tertua di dunia. Menurut hasil pemilu tanggal 10 Mei 2018, Pakatan Harapan mengklaim menang sehingga Mahathir diangkat lagi menjadi perdana menteri, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di Malaysia.
Pada 19 November 2022, Mahathir gagal mempertahankan kursi parlementernya di Langkawi. Pada 25 November, ia mengucapkan selamat kepada Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru.

Pada 10 Februari 2023, Mahathir mundur dari Partai Pejuang Tanah Air. Ia memutuskan keluar dari keanggotaan partai tersebut bersama dengan 12 anggota lainnya. Pada 11 Mei 2023, Mahathir menyatakan beliau tidak lagi memimpin Gerakan Tanah Air dan tidak terlibat dalam apa-apa Partai Politik.(*)