
Dia mendengar cerita nenek moyangnya, mengukur curah hujan, tidur di gunung, dan mengamati praktik pertanian. Salah satu pemikiran sederhananya yaitu;
“Jika dia bisa membujuk petani untuk meningkatkan kualitas biji kopi mereka, mereka akan dibayar dengan harga yang lebih tinggi daripada (tanaman) khat, dan akan kembali menanam kopi”.
Selain mencari bibit kopi unggul di kampung nenek moyangnya, Mokhtar harus juga mendidik dan melatih para petani kopi. Mulai dari penggunaan pupuk organik, panen hingga pengeringan dan pemrosesan.
Dia juga memberikan pinjaman mikro tanpa bunga kepada petani untuk membebaskan mereka dari siklus utang rentenir. Ketika petani mengikuti protokol baru ini, mereka diberi kompensasi lebih dari 33% harga lebih tinggi untuk biji mereka.(*)