
Pada tanggal 30 Oktober 2020, Nasser Al Khelaifi dibebaskan dari dakwaan pidana salah urus yang memberatkan atas dugaan keterlibatannya dalam persidangan korupsi yang melibatkan mantan sekretaris jenderal FIFA Jerome Valcke. Namun, ia dinyatakan bersalah karena memalsukan dokumen terkait hak siar televisi untuk Piala Dunia dan didenda 24.000 franc Swiss ($26.500)
Al Khelaifi didakwa oleh jaksa federal Swiss terkait dengan penyelidikan suap yang lebih luas terkait hak siar Piala Dunia pada Februari 2020. Namun, Khelaifi menyatakan bahwa ia dibebaskan dari semua kecurigaan dan kasusnya dibatalkan.
Pada 9 Maret 2022, setelah kekalahan tandang Paris Saint-Germain 1-3 (skor agregat 2–3) dari Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions UEFA 2021-2022, Al Khelaifi diduga menyerang seorang hakim garis dan merusak benderanya serta mengancam seorang karyawan Madrid dengan pembunuhan. Setelah penyelidikan, UEFA membebaskan Al Khelaifi dari semua tuduhan yang terkait dengan pertandingan tersebut.
Tiga hakim investigasi dari Paris ditunjuk pada Februari 2023 untuk menyelidiki tuduhan penculikan, penyitaan, dan penyiksaan terhadap pelobi Prancis-Aljazair, Tayeb Benabderrahmane, yang menargetkan Al Khelaïfi. Mantan pengacara pelobi, Olivier Pardo , menyatakan bahwa pelobi tersebut mencuri rekaman pribadi Al-Khelaïfi dan berusaha memeras Al Khelaifi untuk “beberapa puluh juta euro”.(*)